Thursday, July 9, 2020

Tujuh Tanda Autism

Sejak kami membaca banyak artikel tentang autism, kami semakin melihat tanda-tanda anak autis ada pada anak pertama kami, Noam, yang waktu itu berusia hampir dua tahun.  Yayasan MPATI (Masyarakat Peduli Autis Indonesia) merangkum tujuh pertanyaan  untuk melihat tanda autis pada anak. 
Selama kami ajak ke pantai, baru kali ini dia tertarik dengan pantai.
Noam tertarik sekali di pantai, dulu dia takut.


Pertanyaan pertama, "Apakah anak Anda memiliki ketertarikan pada anak-anak lain?" 
Saat membaca pertanyaan ini, kami mengerutkan dahi. Aku dan suami saling mempertanyakan lagi. Noam sosialnya tampak baik-baik saja. Di tempat mengajar kami, Sokola Kaki Gunung, Noam selalu bermain dengan anak-anak lain. Tapi karena ragu, kami kembali memperhatikan bagaimana Noam berhubungan dengan anak-anak lain. Noam memang tampak bermain bersama, bahkan berinteraksi kadang-kadang. Tapi Noam lebih banyak bermain dengan dirinya sendiri, teman-temannya yang mencoba mengikutinya. Noam lari ke mana, teman-temannya sambil memanggil-manggil namanya berusaha mengejar Noam. Atau kalau dia sedang memegang mainan, dia bermain sendiri dan teman-temannya mengelilinginya sambil mencoba mengajak Noam mengobrol. Meskipun Noam lebih sering bermain sendiri, keadaan banyak anak-anak disekitarnya sangat membantu sekali Noam bersosialisasi, dia tidak pernah terganggu dengan keramaian atau orang baru.

Pertanyaan kedua, "Apakah anak Anda menunjuk hal yang disukai?" 
Tidak, Noam hingga saat ini, diusianya 2,8 tahun, tidak pernah menunjuk sesuatu yang menarik untuknya. Menunjuk biasanya hanya imitasi karena kami sering sekali mengajarinya menunjuk. Tapi dia belum tahu apa makna menunjuk, itu terlihat dari apa yang sedang Noam amati berbeda dengan yang dia tunjuk. Dia akan mengambil tangan kami dan menggandengnya untuk meminta sesuatu.

Pertanyaan ketiga, "Apakah anak Anda mau menatap mata Anda lebih dari 1-2 detik?"
Asal sedang bercanda, seperti digelitiki, dia akan kontak mata lama sekali. Tapi kalau hanya dipanggil, apalagi sedang terapi di rumah, dia masih tidak suka kontak mata, mencoba menghindar. Tidak adanya kontak mata Noam baru kami sadari setelah Noam kami bawa ke psikolog dan didiagnosa autis. Sebelumnya, kami hanya memperhatikan bahwa Noam tidak bisa dipanggil dan tidak imitasi.

Pertanyaan keempat, "Apakah anak Anda mau meniru ucapan, ekspresi wajah, ataupun gerak-gerik Anda?"
Noam mau menirukan gerakan lagu seperti, "kalau kau senang hati tepuk tangan," Noam akan tepuk tangan. Noam juga berhasil menirukan beberapa lagu seperti Cicak-cicak di Dinding dan Burung kakak Tua. Tapi itu juga tidak konsisten. Sekarang bisa menirukan, besok bisa hilang sama sekali. Noam sampai sekarang tidak lagi mau menirukan kata berarti. Kata-kata yang dulu pernah bisa dia ucapkan, sekarang juga hilang lagi. Padahal Noam dulu cukup banyak mengatakan kata, meskipun dia tidak tahu artinya. Seperti, Amin, ek (buang air besar,eek), ci (makasi), tos, dan beberapa kata lain. 

Pertanyaan kelima, "Apakah anak Anda bereaksi ketika namanya dipanggil?"
Tidak! Tapi setelah terapi, dia akan bereaksi ketika dipanggil dengan instruksi lain seperti, "Noam, lihat! Biyung punya!" Sambil membawa mainan atau makanan ke arahnya.

Pertanyaan ke enam, "Apakah anak Anda mau melihat ke arah benda yang anda tunjuk?" 
Tidak, tidak sama sekali. Bahkan ketika kami arahkan kepalanya, bola matanya tidak tertuju pada benda yang kami tunjuk. 

Pertanyaan ke tujuh, "Apakah anak Anda pernah bermain pura-pura, misalnya pura-pura menyuapi boneka atau menerima telepon?"
Ketika awal kami tahu Noam autis, kami mengiyakan dengan mantap pertanyaan ini. Tapi sekarang, Noam mulai bisa menempelkan telfon ditelinganya, tertarik dengan boneka, menyuapkan sesuatu kalau diberi sendok, minum kalau diberi gelas, dan imitasi lainnya.


Tujuh tanda autis ini terbaca sekali saat Noam awal didiagnosa. Setelah enam bulan berlalu, setelah diet dan terapi (atau hanya menemaninya bermain di rumah karena sejak tiga bulan lalu Noam tidak bisa terapi bersama terapisnya karena dampak Corona), Noam mulai lebih tenang, mau imitasi meskipun tidak mutlak, dan dipanggil merespon namun belum konsisten.

No comments:

Post a Comment