Masih tentang
perjalanan ke Kota Surabaya. Perjalanan yang mulai usang dan membosankan, tapi
tidak untuk yang aku tuju. Tulisan inipun akan membosankan, persiapkan untuk
menguap jika kau tak suka dengan tulisan tanpa gambar ini.
Aku sangat mencintai
perjalanan. Jika kau tau cara menikmati segala sesuatu yang ada dalam
perjalananmu, bahkan yang tak pernah kau sukai, pasti kau akan mencintainya
sepertiku. Siapa yang tak suka bertemu dengan orang baru, berbagi pengalaman
lalu berpisah tanpa tahu nama mereka? Siapa yang tak menyukai nyanyian para
pengamen dengan lirik menggelitik? Siapa yang tak suka melihat pemandangan yang
tidak sama dengan Kotamu? Siapa yang tak suka membeli jajanan khas kota yang
dilewat? Pasti kau tak suka kalau diotakmu sedang berfikir negatif tentang
orang yang ada di dekatmu, karena banyak kejadian yang pernah kau dengar. Pasti
kau tak suka kalau ada pengamen yang mengganggu tidurmu. Pasti kau tak suka
melihat pemandangan panas di dalam bus. Pasti kau juga tak suka saat penjual
kadang memaksamu membeli jajanannya. Tapi aku begitu menikmati dengan caraku
Aku selalu berharap
mendapat teman baru diperjalanan yang membagi pengalamannya kepadaku.
Perjalanan kali ini seorang lelaki dewasa dengan pandangan yang tak ku sukai
tiba-tiba menyapaku. Beberapa pertanyaan tentang tujuanku masih aku jawab
dengan mencoba tetap ramah. Hingga akhirnya aku benar-benar mengalihkan
pandangan keluar jendela sebagai tanda aku tidak menyukai pertanyaan yang mulai
ku anggap pribadi. Akhirnya lelaki ini berpindah tempat duduk. Dan aku mendapat
teman baru, seorang lelaki yang lebih sopan. Aku menyukainya cara berpicara,
berbagi pengalaman tentang anak-anaknya dan pengalaman kerjanya sebagai guru.
Dia juga teman baik untuk seorang ibu yang menggendong dan menuntun kedua
anaknya yang masih kecil. Kau hanya perlu tahu cara menghadapi orang-orang yang
datang dan pergi disekitarmu.
“Katanya kami anak
berandalan, sumpah mati kami lebih baik bernyanyi.” Sepotong lirik lagu yang
sedang didendangkan seorang lelaki muda dengan gitar kecilnya. Meski kadang
nadanya tidak pas, suara tidak merdu, tapi kau harus tau cara menikmatinya.
Dengarkan, cari tahu makna liriknya, dan bagaimanapun caramu menikmatinya. Jika
kau sudah berhasil menikmatinya, kau tidak akan tega menikmati tanpa memberinya
imbalan. Menghargai karya seniman jalanan mungkin akan menurunkan prasangka
buruk kita terhadap orang-orang yang mengambil milik kita tanpa sepengetahuan
kita. Memberi sebelum diambil.
Pemandangan sepanjang
jalan sering menjadi daya tarik para traveller.
Sepanjang perjalanan Jember ke Surabaya tidak akan ada yang menarik dipinggir
jalan jika kau berharap pemandangan pegunungan. Kau hanya perlu menikmati orang-orang
baru yang datang dan pergi. Aku menyukai rel-rel kereta yang dilintasi bus yang
aku tumpangi. Ada pemandangan yang benar-benar aku sukai diperjalananku kali ini.
Seorang bocah kecil yang duduk di rel kereta, dengan sepeda unta tua yang
diparkir tak jauh dari tempat duduknya. Sepertinya dia juga sedang menikmati
lalu lalang kendaraan. Saat waktu solat magrib harus melintas, pemandangan
berikutnya lebih syahdu. Diantara kesibukan pedangan kaki lima di pinggiran
jalan, seorang dengan mukena putih sedang bersujud kepada Penciptanya.
Saat aku menikmati
pemandangan syahdu ini, seorang wanita yang kulitnya sudah dipenuhi keriput
menawariku jajanan tahu. Aku tidak suka tahu. Wanita ini terus memaksaku,
hingga akhirnya aku memutuskan membeli jajanannya. Bukan untuk mengusirnya,
setidaknya aku tahu cara menikmati paksaan ini.
Perjanan ini begitu
membosankan, aku bisa menebak tempat yang akan aku lewati. Mengintip lumpur
lapindo yang sudah berumur 8 tahun, memandang lampu-lampu kota sepanjang jalan
tol, dan pembangunan yang tak pernah selesai. Saat bus telah sampai di terminal
Purabaya, ada wanita dewasa yang sudah menungguku. Surabaya tidak pernah
membosankan karena dia. Hari setelah malam itu berlalu, aku dan dia sudah
membuat rencana membuat Surabaya lebih ramah, setidaknya lebih ramah untuk
kami. Perjalanan ke tempat yang sama memang membosankan, namun tidak cerita
yang akan terangkai di tempat ini.
No comments:
Post a Comment