Wednesday, October 15, 2014

Aku dan Gunting Kukuku


Aku suka tidak suka harus membawa gunting kuku ini di dalam tasku. Awalnya aku harus rajin memotong kuku karena kulitku rentan sekali dengan alergi. Sekarang aku memotong kukuku dengan senang hati.

Entah harusnya aku berterima kasih kepada siapa. Beterimakasih kepada Tuhanku tentu sudah setiap hari. Selajutnya mungkin aku harus berterimakasih kepada Valentine Fogerty, orang Amerika Serikat  yang mematenkan pengembangan gunting kuku pada tahun 1875. Atau pada William C Edge tahun 1876 dan John H Hollman  tahun 1878 yang juga mematenkan pengembangan alat ini.  Masih ada  Eugene Heim tahun 1881 dan Celestin Matz tahun 1885 yang juga mematenkan alat ini setelah mengalami sedikit perubahan. George H Coates juga masih mengubahnya lalu mematenkannya juga pada tahun 1905.  Wew, masih ada lagi yang harus kuberi ucapan terimakasih, anak pemimpin Gereja Baptis Connecticut, Chapel C Carter, juga mematenkannya tahun 1922. Ah, terimakasih untuk siapapun yang sudah berperan dengan adanya gunting kuku ini.

Gunting kuku mempermudah aku memotong dan membersihkan kuku-kukuku dari kuman-kuman penyebab alergi. Kulit hitamku mudah sekali alergi. Tergores sedikit pasti langsung bengkak. Apalagi digaruk, bisa bentol-bentol. Ternyata kuku memang salah-satu tempat penularan penyakit.

Aku membaca beberapa artikel tentang memotong kuku.  Aku menemukan artikel yang cukup bagus, manfaat memotong kuku. Kuku yang panjang ternyata disukai oleh mikroba pathogen. Mikroba yang menyebarkan penyakit. Kenapa anak kecil tidak boleh menggigit kuku mereka? Karena kuman ini menyebabkan penyakit pencernaan dan penyakit mata.

Selain manfaat secara medis, ternyata dalam Islam, memotong kuku adalah sunah dan berhikmah jika dilakukan dengan benar. Aku tahu kalau memotong kuku hari jumat itu hukumnya sunah, seperti mandi dan memakai minyak wangi ketika akan berangkat untuk solat jumat. Memotong kuku disunahkan dengan memotong kuku jari tangan kanan dari telunjuk hingga jari kelingking kemudian tangan kiri dari jari kelingking hingga ibu jari tangan kanan lagi. Sementara kuku kaki dimulai kaki kanan dari jari kelingking ke  ibu jari kemudian kaki kiri ke ibu jari hingga kelingking. Ini menurut Iman An- Nawawi.

Dalam Islampun dijelaskan bahwa memotong kuku dapat menghindarkan dari penyakit kusta. Menurut kitab al-Fatawa al-Hindiyah dalam mazhab Hanafi bahwa makruh memotong kuku dengan menggunakan gigi kerana bisa menyebabkan penyakit kusta. Meskipun sudah memotong dengan gunting kuku, kita harus tetap membasuhnya dengan air sebelum menyentuh kulit.

Nah, setelah mengetahui memiliki pemotong kuku lebih kerern daripada memiliki kuku panjang, aku mulai suka memotong kuku dan membawa pemotong kuku di dalam tasku. Aku dulu hanya tahu bahwa memotong kuku dihari Jumat akan mendapat pahala karena hukumnya sunah tadi. Aku menetapkan hari Jumat sebagai jadwal untuk memotong kuku, kecuali bulanku sedang datang. Aku membuat jadwal seminggu sekali, kita tidak boleh membiarkan kuku panjang lebih dari 40 hari. Ternyata selain hari Jumat, ada hari lain yang baik untuk memotong kuku.

Dari artikel yang ku baca, hari-hari itu dipetik dari kitab Al-Jauharul Mauhub Wa Munabbahatul, Qulub Jilid 1. Terdapat dalam sebuah hadis Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam, “Barangsiapa memotong kuku pada hari Sabtu berarti mempusakai penyakit akilah (yang disebabkan banyak makan), Minggu berarti menghilangkan berkat, Senin berarti mempusakai alim fadhil (berilmu dan mempunyai kelebihan), Selasa berarti mempusakai kebinasaan, Rabu berarti mempusakai perangai jahat, Kamis berarti mempusakai kaya, dan Jumat mempusakai ilmu dan lemah lembut. Nah, berarti hari yang baik adalah Jumat, Kamis dan Senin.


Sudah hari Kamis, besok hari Jumat, jadwal untuk memotong kuku. Yey, aku akan mendapat pahala dan terhindar dari penyakit yang disebabkan kuku panjang. Setidaknya aku melakukannya dengan senang, melindungi kulit hitamku dari alergi.


2 comments:

  1. fungsi estetiknya juga ada, spy penampilan terlihat rapi dan bersih

    ReplyDelete