“Yang aku
khawatirkan, di kerajaan itu tidak ada kamar mandinya.” Kata Suzuka dalam salah
satu film Doraemon.
Kalimat
Suzuka mewakili bahwa kamar mandi bagi perempuan itu penting. Kalau ada
perempuan yang merasa keberatan bahwa kamar mandi itu penting –karena bisa mck
(mandi cuci kakus) dimana saja-, maka biarlah Suzuka mewakiliku saja yang
seorang perempuan. Ya, bagiku kamar mandi itu cukup penting. Penting
kebersihannya.
Jangan
berfikir aku manja terlebih dahulu jika aku mengatakan bahwa kebersihan kamar
mandi itu penting. Aku bukan perempuan yang suka mengurung diri di rumah atau
tak bisa lepas dari fasilitas kota yang menyediakan fasilitas apapun yang kita
butuhkan. Aku suka bermain di hutan atau di gunung yang tidak memungkinkan adanya
kamar mandi. Tentu aku pernah mandi di sungai dan menggali tanah untuk buang
air saat di dalam hutan. Sudah ku bilang , ini soal kebersihan kamar mandi atau
mck.
“Mending
di sungai dari pada kamar mandi kotor.” Ujarku setiap mulai rewel dengan kamar
mandi.
Namun
sungai yang ku bayangkan adalah sungai di dalam hutan yang masih bersih. Bukan
sungai berwarna coklat di tengah kota yang bercampur sampah. Sebenarnya sama
saja, yang ku maksud adalah kebersihannya.
Hari
ini aku tinggal di Sumber Candik, Panduman, sebuah tempat di kaki gunung
Argopuro, dengan kamar mandi umum. Satu orang menjaga kebersihan, belum tentu
yang lain. Jadi keadaan kamar mandi sering membuatku menahan buang air,
mengurangi jatah mandi dan keramas, dan mempercepat waktu mandi. Bukan, bukan
mereka jorok, namun memang kamar mandi baru ada di sini, sebelumnya mereka mck
di sungai yang membuat mereka belum tahu cara merawat kebersihan kamar mandi.
Tapi
bukankah keterbatasan membuat kita kreatif untuk mencari jalan keluar? Aku
sempat berfikir aku yang membersihkan kamar mandi ini sendiri, tapi kadang
capek dan malas menyerang jika ada yang mengotori lagi. Meski jatah mandi tetap
berkurang, waktu mandi ku percepat, dan masih sering menahan buang air, tapi
setidaknya aku sudah menemukan agar tidak takut lagi air yang ku buat mandi air
kotor. Karena pipa air yang menuju ke bak mandi lumayan panjang dan bisa
diputar sehingga seperti pancuran, maka aku mandi dengan pancuran.
Masalah
air sudah ku selesaikan. Masalah kebersihan kamar mandi yang sulit karena
memang kamar mandi umum. Aku perlu memaksa diri untuk terbiasa dengan kamar
mandi ini. Bukankah memaksa diri salah satu sifat perempuan juga? Maksudku
beberapa perempuan saja. Bukankah kadang kita memang perlu memaksa diri dan
kadang hanya perlu terbiasa untuk mampu memaklumi sesuatu.
Biarlah
aku mandi sehari sekali. Aku harus membenarkan kata Dodit, “Mandi dua kali
sehari, kampungan!”
No comments:
Post a Comment