Tuesday, March 28, 2017

Menginap di SWAPENKA

Bangun tergagap karena jam ditangan menunjukkan pukul lima lewat, waktu yang cukup terlambat untuk menunaikan solat subuh. Pagi ini aku bangun di ruangan kotak yang berantakan, baik barang dan manusia yang sedang tidur. Tentu aku sedang di kesekretariatan SWAPENKA (Mahasiswa Pencinta Kelestarian Alam) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember. Semalam, aku dan mas Nanda, suami serta kakakku di SWAPENKA, menginap di sini.

Halaman Swapenka

Sebelum aku dan suami menikah, pada masa menjadi anggota aktif yang berbeda di sekret, kami adalah orang-orang yang sering tidur di sekret. Setelah menikah, beberapa kali kami masih tidur di sekret karena SWAPENKA menjadi salah satu tempat singgah ketika terjebak di Jember kota. Meski juga karena kami kemarin tidak punya rumah atau sekedar kontrakan, tapi kami selalu senang menginap di sini. Sekret selalu berisi candaan, pembelajaran dari saling cerita, dan kadang sedikit ketegangan dari perpedaan pendapat. 

Yang menyenangkan lagi ketika tidur  di sekret, mengamati teman-teman tidur malam dan bangun kesiangan atau harus dibangunkan  lebih pagi karena kuliah. Waktu cepat berlalu kalau sudah berlalu, sekarang aku sudah bukan lagi anggota aktif karena sudah lulus kuliah apalagi sudah berkeluarga. Suasana ketika menginap di sekret hanya akan untuk dirindukan dan sesekali melepas rindu.

Pagi ini seperti yang lalu, musim-musim kemarau yang mulai datang. Bangun tidur bingung kran di depan sekret mati, kamar mandi terdekat juga mati, harus berdandan rapi (dandan kuliah) untuk ke kamar mandi depan. Melewati pasukan pak kebun yang sedang menyapu serakan dedaunan, mahasiswa kepagian, dan pegawai  kampus lainnya yang harus datang sebelum para dosen serta guru besar.

"Pak!" Sapaan kepada pegawai kalau sudah terpergok pakai baju rapi tapi bersandal.
"Mau pulang?" Tanya pak pegawai yang pasti sudah hafal aku sering tidur sekret tapi tidak tahu kalau aku sudah lulus.

"Mas!" Sapaan lain untuk para tukang kebun yang rajin.
"Kapan datang?"
"Sudah dari semalam, mas." Selesai berbasa-basi segera lari kecil ke kamar mandi karena kantong kemih sudah penuh.

Setelah malam ini, kami pasti akan jarang sekali menginap di sekret karena kami sudah punya rumah kontrakan, setidaknya untuk setahun ke depan. Peran kami sudah bukan mahasiswa atau anggota aktif organisasi pecinta alam.

"Pencinta alam itu attitude, sikap." Kata suamiku seringkali.

Orang yang mencintai alam dan memperlakukan alam dengan bijak adalah pencinta alam tanpa harus masuk sebuah organisasi pencinta alam. Begitupun kami, ingin membawa sikap sebagai pencinta alam meski tidak lagi menjadi anggota aktif di sekret. Pencinta alam bukan hanya hubungan kita dengan alam, tapi juga bagaimana kita berinteraksi dengan sesama.

Hari mulai siang, kami harus kembali beraktivitas. Meninggalkan bangunan sekret dan melanjutkan peran yang telah berganti.

No comments:

Post a Comment