Mbakku dan Maryam

Pada awal surat Maryam, diceritakan tentang Zakariya yang terus berdoa kepada Allah meminta agar dia diberikan keturunan. Zakariya terus berdoa tanpa henti meski dia tahu istrinya telah divonis mandul. Hingga usianya terus menua dan dia benar tua, Zakaria tetap tidak berhenti berdoa. Hingga Allah menjawab doanya dengan bercerita tentang Maryam. Maryam, seorang gadis, Allah membuatnya hamil tanpa bersuami dan Maryam bukan seorang pezina. Dia hamil dan melahirkan Isa. Maryam tidak perlu menjelaskan kepada orang-orang yang mempertanyakan dan menganggapnya kotor. Allah membuat Isa yang masih bayi mampu menjelaskan kepada orang-orang bahwa ibunya adalah perempuan suci.

Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Zakariya dikaruniai Yahya diusia senjanya.

***

Noam dan kakak sepupunya

Noam sedang tidur bersebelahan dengan kakak sepupunya, anak dari mbakku. Mbakku perlu perjalanan panjang untuk mendapatkan seorang anak. Dia menunggu hampir tujuh tahun. Segala saran telah dia dan suaminya coba. Dia tidak pernah berhenti mencoba dan berdoa. Hingga Allah menjawab doanya dengan mengirimkan seorang anak laki-laki. 

Ini memang cerita terlalu singkat untuk menjelaskan perjalanan mbakku untuk mendapatkan anak. Bukan waktu yang singkat, pernah babak belur tentu.

***

Sebelum Noam, anak laki-lakiku lahir, saat hamil, aku melakukan USG dua kali ditempat berbeda. Hasil penerawangan dokter, bayi dalam kandunganku berjenis kelamin perempuan. Aku dan suamiku mulai mencarikan nama untuk calon bayi perempuan kami. Saat suamiku menyebutkan nama Maryam, aku suka dan menyetujuinya.

Nama Maryam yang diambil dari surat Maryam mengingatkanku pada perjuangan Zakariya dan mbakku.  Mengingatkanku bahwa seperti Maryam yang tidak perlu menjelaskan sesuatu jika kita tidak salah, Allah akan melakukan sesuatu yang membuka semuanya, yang mampu menjelaskan semuanya. Mengingatkank untuk terus mempercayai bahwa tidak ada yang tidak bisa bagi Allah.