Pertamakali memutuskan untuk tidak memakai
popok sekali pakai (selanjutnya kita sebut pampers, seperti kita sebut deterjen
rinso dan sepeda motor honda) tentu pertimbangannya lingkungan. Kami tidak
ingin ikut andil menambahnya tumpukan sampah pampers di TPA atau kotornya
sungai sebab pampers yang tak kunjung terurai. Harusnya lebih banyak
pertimbangan, karena kita makhluk sosial (kata-kata klasik yang mulai tergerus
maknanya) yang hidup dengan manusia lain.
Kalau ada ibu-ibu yang memakaikan pampers kepada
anaknya, pikiranku langsung keruh. Aku terbayang sampah pampers mengambang di
sungai-sungai. Kalau bukan pikiran itu yang datang, pikiran lainnya muncul,
pasti ibu itu tinggal lempar tanggung jawab kepada pak tukang sampah yang
mengangkut sampahnya setiap hari. Kenapa aku tidak berpikir mereka akan
mengubur sampah mereka di tanah? Karena itu hal yang ribet, lebih ribet dari
mencuci clodi, yang jarang terfikirkan orang-orang yang memakaikan
pampers kepada anaknya. Ada yang lebih ribet lagi, membongkar pampers yang
sudah dipakai untuk dicampur dengan bahan lain membuat pupuk organik. Kecuali
bapakku yang mau ribet, yang menguburkan pampers keponakan-keponakanku yang
tidak mungkin dibuang ke sungai karena ada PERDES Semboro dimana pembuang
sampah di sungai didenda dan pengadu mendapat setengah uang denda, yang tidak
mungkin dibakar karena ada mitos jika membakar kotoran bayi menyebabkan perut
bayi sakit, dan tidak mungkin melimpahkan tanggungjawab kepada tukang sampah
karena di desa semua sampah tanggungjawab masing-masing.
Tapi pikiranku tidak seburuk itu juga kok.
Aku yakin semua orang mempunyai pertimbangan mereka sendiri.
Aku dan suami sepakat bahwa kami tidak
akan memakaikan pampers kepada anak-anak kami, sekali lagi karena pertimbangan
lingkungan. Kami memakaikan clodi (cloud diaper/ pampers kain yang bisa
dicuci). Kami menganggap clodi salah satu jawaban kegelisahan kami ketika
mempunyai anak dan takut ikut andil menambah sampah pampers yang bisa sampai
empat ratus tahun lebih baru terurai.
Ini terlihat seperti pertimbangan yang
idealis, padahal hanya mempertimbangkan satu sisi saja itu sangat tidak ideal
untuk dilakukan. Ada orang-orang yang ingin menggendong anak kita tanpa perlu
terkena buang airnya. Ada orang-orang yang kami kunjungi tanpa ingin rumahnya
terkena bau pesing anak kita. Apakah clodi tidak bisa menjawab kegelisahan ini?
Clodi terbuat dari kain yang nyaman untuk
bayi. Tapi yang namanya kain, pasti ada celah untuk bocor. Bocornya clodi
biasanya karena bahan yang kurang bagus atau perawatannya yang kurang
hati-hati. Clodi yang kotor harus langsung dicuci, tidak boleh pakai detergen
mengandung pemutih dan pelembut, insert yang tebal tidak boleh dijemur matahari
langsung, posisi menjemur yang benar disarankan agar karet bagian paha tidak
menjadi bagian yang tertekuk, tidak masuk cuci kering pada mesin cuci, dan
aturan ketat lainnya agar clodi awet tidak bocor. Clodi bisa menjawab
kegelisahanku ketika anak-anak digendong orang lain atau mengajak anak-anak
jalan-jalan, ketika clodi masih kondisi bagus/ tidak bocor dan stok clodi yang
kering masih banyak.
“Anakku tidak pakai pampers.” Begitu
kataku kalau ada yang ingin menggendong dan ketika itu persediaan clodi kering
anak-anak habis. Jadi orang-orang yang tidak ingin terkena ompol atau pup, bisa
segera mengembalikan kepadaku. Begitulah caraku membuat orang-orang sekitar
kami menerima bahwa kami tidak memakai pampers. Ini keberuntungan kami yang
tidak kami pertimbangkan, ada di sekitar orang-orang yang menerima bahwa mereka
bisa kapan saja terkena ompol atau pup anak-anak kami.
Selain pertimbangan sosial, pertimbangan
ekonomi juga tidak pernah terfikirkan. Clodi yang harganya jauh dari pampers
pasti banyak menganggap ini mahal. Padahal jika orang bisa berfikir untuk
jangka panjang, clodi bisa bertahan minimal setahun dengan perawatan yang
buruk. Bayangkan jika perawatannya dimaksimalkan?
Jadi begitulah kami tetap bertahan
memakaikan clodi kepada anak-anak kami. Tanpa banyak tapi, tanpa banyak
pertimbangan. Karena banyak pertimbangan bisa jadi bimbang, misi tidak akan jalan.